Hikmah dari Musibah

Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal, terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelamatkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang.

Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai.

Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya. Dia sedih dan marah.

"Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" dia menangis.

Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya.

"Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya.

"Kami melihat tanda asapmu", jawab mereka.



Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk.Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan.

Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, mungkin itu "tanda asap" bagi kuasa Tuhan.Ketika ada kejadian negative terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.

Menerima dengan Ikhlas

Bertahun-tahun yang lalu, saya berdoa kepada Tuhan untuk memberikan saya pasangan,Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan,seraya menjelaskan kriteria pasangan yang saya inginkan. Saya menginginkan pasangan yang baik hati,lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuhperhatian. Saya bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini saya impikan.

Sejalan dengan berlalunya waktu,saya menambahkan daftar kriteria yang saya inginkan dalam pasangan saya. Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hati saya, "HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan."

Saya bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Ia! menjawab, "Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar."

Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dariMu?"

Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskan kepadamu. Adalah suatu ketidakadilan dan ketidakbenaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagiKu untuk memberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar; atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam; atau seseorang yang mudah mengampuni, tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam; seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..."

Kemudian Ia berkata kepada saya, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semua itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu. Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu".


Jika kamu memancing ikan.....
Setelah ikan itu terikat di mata kail, hendaklah kamu mengambil ikan itu.....
Janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam air begitu saja....
Karena ia akan sakit oleh karena bisanya ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup.

Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang....
Setelah ia mulai menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya.....
Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja......
Karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingat.....

Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi.....yang pasti baik untuk dirimu.
Mengenyangkan. Berkhasiat.
Mengapa kamu berlengah, coba mencari makanan yang lain....
Terlalu ingin mengejar kelezatan.
Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya.
kamu akan menyesal.

Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan....yang membawa kebaikan kepada dirimu.
Menyayangimu. Mengasihimu.
Mengapa kamu berlengah, coba bandingkannya dengan yang lain. Terlalu mengejar kesempurnaan.
Kelak, kamu akan kehilangannya; apabila dia menjadi milik orang lain kamu juga akan menyesal.

Apakah Rumput Tetangga Lebih Hijau??

Kalau mau membuka mata hati, ternyata rumput sendiri jauh lebih hijau


Pepatah sepele yang sering kita dengar bukan? Tapi cobalah sesekali renungkan mengapa rumput tetangga “tampak” lebih hijau? Mengapa milik orang lain, hasil karya orang lain sepertinya lebih indah? Lebih menggoda? Lebih baik? Lebih cantik? Lebih tampan?

Kemaren aku ngintip rumput di halaman tetangga sebelah. Wuih, benar lho memang hijau dan rapi! Kupandangi terus dan kubandingkan dengan rumputku. Ih, rumputku tampak sedikit berantakan, beberapa helainya kering, bahkan beberapa diantaranya nampak akarnya yang tercerabut. Lalu kutoleh lagi rumput tetangga. Mengapa nampak segar ya? Tak tampak sedikitpun helai yang layu atau kering. Ah, aku penasaran lalu kudekati pagar pendek itu. Kupelototi lagi rumput yang tampak hijau dan segar itu. Owh, ternyata oh ternyata…. ketika kulihat dari dekat gak sehijau nampaknya! Lihatlah di ujung sebelah sana, helai layu yang rupanya tertutup pot mawar. Lalu sebelah situ, kering tak tersentuh air, rupanya tersembunyi di balik batu hias warna-warni. Dan lihatlah sebelah sini, duh tampak rumput sakit yang tinggal menunggu ajal berlindung di balik akar rumpun bambu cina.

Tapi mengapa semua kelemahan itu tak nampak jika kulihat dari halamanku ini?

Mengapa rumputku yang setiap hari kupandangi kelihatan lebih jelek?

Sobat, aku mencoba mencari jawabnya dan rupanya kutemukan. Rumputku tersayang ini kupandangi setiap hari, kadang kusiram dan kusiangi. Aku begitu dekat dan menyatu dengan rumputku ini. Karenanya aku tau bila helainya mulai layu, pucuknya rebah karena terinjak, akarnya tercerabut karena ulah tikus, rumpunnya mulai kering dan mati untuk memberi kesempatan tunas-tunas mudanya. Semua proses kehidupan rumputku aku tau. Kadang aku begitu putus asa melihat keringnya, namun di lain waktu begitu terhibur menanti tunasnya bertumbuh, atau aku begitu marah melihat kerasnya dia bertahan di tempat yang tak seharusnya.

Sementara rumput tetangga hanya bisa kupandangi dari jauh, kukagumi hijaunya, kupuji segarnya tanpa bisa menyentuhnya atau bahkan sekedar melihatnya dari dekat.

Sobat, bolehkah kuumpamakan rumputku adalah istriku dan rumput tetangga adalah perempuan lain yang kebetulan lewat namun begitu indahnya? Dulu begitu segar dan cantiknya istriku, menurut dan pendiam. Namun lihatlah setelah dua puluh tahun hidup bersamanya! Ugh, kemana hijaunya? Segarnya? Istriku berubah menjadi perempuan cerewet dan lihatlah gumpalan lemak di seluruh tubuhnya seperti tumor yang menempel tak senonoh! Dan ah, kerut merut itu begitu menyeramkan muncul di seluruh wajahnya. Sementara di luar sana perempuan-perempuan itu begitu segar, cantik, muda dan menggairahkan. Salahkah bila aku mengagumi mereka? Pemandangan segar yang menghibur. Rasanya tak apa, karena ketika aku pulang akan kudapati lagi monster yang tak hentinya mengeluh itu.

Sekarang Sobat, supaya tampak adil akan kuumpamakan rumputku adalah suamiku dan rumput tetangga adalah pria tampan yang tadi kutemui di jalan. Dulu begitu gagah dan tampan suamiku. Penuh pengertian dan pandai merayu. Pujian manis selalu keluar dari mulutnya, belaian sayang tak pernah ketinggalan. Namun lihatlah setelah dua puluh tahun hidup bersamanya. Ugh, dalam setahun belum tentu dia memujiku. Bahkan dia telah melupakan hari ulang tahun perkimpoian kami. Suamiku berubah menjadi lelaki yang tak betah di rumah, ada saja meeting dan dead line tak jelas. Lihatlah pinggang dan perutnya oh, seperti dibelit anaconda tampaknya. Itu bukan masalah bagiku sebenarnya. Temperamennya yang berubah-ubah sungguh menyedihkan hatiku. Sementara lihatlah pria tampan itu, oh sungguh mesra menggandeng istrinya. Sabar raut wajahnya dan begitu penyayang nampaknya. Salahkah bila aku memujinya? Rasanya tak apa, karena ketika aku pulang akan kudapati lagi naga yang tak hentinya menyemburkan api dari mulutnya.

Pahamkah kau Sobat, akan maksudku? Pasangan kita, atau rumah kita, atau barang kita adalah milik kita yang kita tau semua kelemahan dan kelebihannya. Mungkin pula kau dihinggapi rasa bosan pada rumputmu karena begitu rutinnya kau melihatnya. Sehingga kadang kau tak sadar bila dia ada atau tak ada. Kehadirannya sudah seperti baju seragam saja. Begitu otomatis kau memakainya dan melepasnya tanpa perlu lagi kau pandangi robek atau tidak. Tiap hari kita menghadapi rumput kita, jujur karena begitu terbiasanya kadang kita lupa menyiraminya, merawatnya dan menyianginya. Sementara rumput tetangga hanya kita lihat keindahannya dari permukaan saja tanpa kita tau akarnya bahkan helainya. Hanya keindahannya yang tampak di pelupuk mata kita sementara kekurangannya mana kita tau? Tak setiap saat kita bisa memandangi rumput itu. Bahkan tak diijinkan kita menyiangi dan menyiraminya. Darimana kita tau akarnya sehat atau helainya kuat?

Kalo kau tak percaya, cobalah kau curi sedikit rumput tetanggamu. Lalu lihatlah dua puluh tahun atau mungkin lima tahun sajalah. Rumput barumu akan menjadi rutinitasmu dan akan terulang lagi kebosananmu, akan kau pelihara lagi monster atau naga lain di hidupmu. Lalu, akan kau carikah rumput lain lagi?

So, daripada kau mengagumi rumput tetangga yang bukan milikmu atau tak henti-hentinya mengoleksi rumput-rumput hijau lainnya, lebih baik kau urus rumputmu yang telah kau miliki. Siramilah dengan air cinta, pupuklah dengan kasih sayang, siangilah dengan perhatian. Buang gengsimu dan simpan marahmu lalu belailah rumputmu dengan penuh perasaan. Maka hijau yang sempat layu dan helai yang sempat mengering itu akan kembali segar. Mungkin butuh waktu untuk mengembalikan hijaunya. Bersabarlah dan rendahkanlah hatimu, perhatian dan cinta akan selalu berhasil.

Setelah itu kau bisa berteriak hingga seluruh dunia mendengar bahwa rumputmu jauuuuuh lebih hijau dari rumput tetangga. Buktikan, Sobat. Kau akan melihat hasilnya.